Sunday, September 23, 2012

rinjani

1 comments
aroma morrocan rose samar tercium dari rambut panjangnya yg dibiarkan tergerai
dipermainkan oleh angin di tepi sindang gile sore ini
sudah lebih dari 120 menit aku duduk bersisian dengan mahluk dengan t shirt gun n' roses kesayanganku yg melekat enggan di kulit coklatnya...
masih mengenakan jeans belel dan sendal gunung yang sama saat kami pertama bertemu, 4 tahun yang lalu
mahluk ini cantik, lebih cantik lagi karna dia tak pernah menyadarinya

kali ini dia bercerita tentang pendakian kami menaklukan mahameru
aku hannya mendengarkan, menikmati indah alun suaranya, membingkai indah senyumnya, meresapi setiap rinai tawanya....
rinai tawa yang selalu jadi pengobat lelah, penyambung semangat saat kaki mulai lelah menjejak setapak yang semakin curam
ia menyodorkan segelas coklat panas, seperti yang selalu ia lakukan tiap kali kami berkemah ditepi ranu kumbolo, atau dimanapun
aku tersenyum, meggelengkan kepala, ia merajuk...
"hei..." aku mengusap rambutnya yg lembab terkena percikan air sindang gile
ia tersenyum, menarik kembali coklat panasnya dan melanjutkan ceritanya
larut dalam tawa, mengingat bagaimana bodohnya kami yang hampir tersesat di hutan mati
tawa yang selalu aku rindukan, tawa yang selalu menghangatkan, di puncak manapun kami berada
tapi sekarang aku merasa dingin, teramat sangat
ia meraih jaket abu2 di sisi kanan, jaket miliknya, jaket yg tertinggal tak jauh dari dari tepi jurang setelah pos ke tiga....
dan seketika mataku hangat, teramat sangat hangat dan memanas
"matahari akan tenggelam" bisikknya
"yah" aku mengecup keningnya, tersenyum, lalu beranjak ke 300anak tangga sebelum cahaya surya benar-benar menghilang sore ini.

aku menghabiskan air minumku tepat di anak tangga terakhir
beranjak menuju beruga di tepi tebing, menikmati kecantikan rinjani berlatar langit senja
senja yang juga memisahkan aku dan dia
beristirahat dengan tenang di rinjani, rinjaniku....


Friday, September 21, 2012

sederhana

0 comments
rindu masih saja diam
tak beranjak satu milipun dari tahtanya
menatap sinis pada cinta yg gelisah
berkawan waktu yang tak juga berlalu

mengapa semua tercipta serupa labirin
tak bertepi, tak berujung, tak juga bisa berhenti
terus melangkah atau diam dan tak bisa kemana

aku bosan berkawan malam
mungkin juga kamu
aku bosan berkawan rindu
entah juga kamu
aku bosan menghardik waktu
ya aku tau, pun kamu begitu

I miss you....
 

my own life.... Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template