Thursday, April 24, 2014

patah hati

Pernah cabut gigi?
Saya pernah. Empat kali. Gigi geraham semuanya.
Dua untuk keperluan orthodenti. Dua lagi karena memang sudah gak bisa diselamatkan (berlubang parah)
Sesaat setelah cabut gigi, rasanya aneh. Menyadari sesuatu yang biasanya ada, sekarang gak ada.
Membuat ruang kosong yang rasanya sakit. Tak nyaman.
Tapi perlahan gusi akan menyembuhkan lukanya. Menutup gusi yang berdarah, berlubang, sakit.
Dan akhirnya kita terbiasa dengan runag kosong tersebut. Tanpa perasaan aneh. Tanpa perasaan sakit. Tanpa darah yang sesekali mengalir karna luka yang belum kering.
Ah. Saya ingat patah hati. Mungkinkah menganalogikan perasaan cabut gigi ini sama dengan patah hati?
Saat kita terbiasa dengan ia yang selalu ada dan kemudian pergi. Saat hati yang merasa tak nyaman karna tak lagi mendapati ia pada tempatnya, disisi.
Perlahan luka mengering, rasa sedih terkikis oleg waktu. Kemudian di satu detik semua terlihat baik-baik saja. Biasa-biasa saja. Tanpa ia.
Entah sudah berapa kali saya bertanya pada teman-teman, pernahkah merasakan patah hati? Bagaimana patah hati terhebat yang mereka alami.
Patah hati terhebat? Ya saya juga pernah patah hati. 3 kali.
Yang pertama, yang kedua dan yang ketiga.
Kalo di urut dari level 1 sampai 10, mungkin yang pertama dan kedua ada pada level 7,5.

Yang ketiga saya berani bilang ini level 11. J

0 comments:

Post a Comment

 

my own life.... Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template